Label

Rabu, 14 Agustus 2013

Peta

1.   Pengertian
Pemetaan adalah suatu kegiatan untuk mewujudkan bentuk dan kondisi bumi sesuai dengan aslinya dalam dimensi lain yang disajikan pada bidang datar dengan skala dan proyeksi tertentu. Pemetaan merupakan suatu seni yang mempertimbangkan keakuratan dan penyampaian informasi secara jelas, efisien dan realistis. Ilmu yang mempelajari dalam hal pembuatan peta disebut Kartografi.
Peta merupakan gambaran bentuk dan kondisi pada suatu area bumi hasil dari kegiataan pemetaan. Melalui pemetaan akan menghasilkan suatu peta sebagai gambaran suatu wilyalah yang berisi informasi keadaan tertentu dari wilayah tersebut sehingga dapat digunakan untuk perencanaan dan pengambilan keputusan sesuai tema dan informasi yang terkandung didalamnya. Peta merupakan salah satu bentuk penyajian informasi yang praktis dan mudah untuk dipahami oleh user dan memungkinkan pengambilan keputusan yang efisien dan efektif untuk suatu perencanaan maupun incidental
Kegiatan pemetaan dapat dilakukan melalui survei langsung terhadap suatu wilayah, penginderaan jauh, atau mungkin dari data-data skunder yang dapat digunakan untuk pembuatan peta. Penginderaan jauh merupakan pengamatan dan pengumpulan informasi mengenai obyek dipermukaan bumi tanpa kontak langsung denga objek yang diamati. Penjelasan detail mengenai survei dan penginderaan jauh akan dijelaskan pada bab selanjutnya.
2.   Komponen Peta
Bagian-bagian peta yang lengkap dan jelas akan dapat menyampaikan informasi yang terkandung dalam peta secara jelas. Dalam interpretasi suatu peta masing-masing komponen peta mempunyai peran penting dalam rangka untuk mendapatkan informasi yang tepat dan akurat dari suatu peta. Berikut ini akan dijelaskan komponen-komponen utama suatu peta agar informasi yang terkandung di dalamnya dapat disajikan dengan jelas.

2.1   Judul Peta
Judul peta menunjukan gambaran umum suatu peta. Judul suatu peta yang baik dapat menjelaskan informasi umum yang terkandung dalam peta dan tujuan pembuatan peta secara eksplisit sehingga dengan membaca judul, user sudah dapat mengetahui informasi umum yang terkandung dalam suatu peta.
Dalam memilih judul suatu peta harus mempertimbangkan isi informasi dan tujuan dari pembuatan peta. Pemilihan kata harus tepat, efisien dan sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku, sehingga tidak ada kerancuan makna dan mudah dipahami bagi user. Penggunaan judul peta yang kurang sesuai akan menimbulkan kesalah pahaman informasi.
2.2   Legenda
Legenda merupakan petunjuk, simbol, atau keterangan yang menjelaskan suatu gambar pada peta. Legenda dapat berupa simbol (point, line, area atau gambar) yang mewakili obyek pada peta. Pemilihan simbol biasanya disesuaikan dengan kondisi sebenarnya suatu obyek. Sebagai contoh, legenda hutan primer dapat disajikan dengan area berwarna hijau tua, sedangkan hutan rakyat dapat disajikan dengan area berwarna hijau muda kekuningan. Analoginya, hutan primer merupakan hutan yang masih perawan, masih alami sehingga disajikan dengan warna hijau tua, sedangkan hutan rakyat merupakan hutan buatan manusia yang terbentuk karena campur tangan manusia sehingga disajikan dengan warna hijau muda kekuningan. Contoh lain simbol untuk kantor kecamatan yang diwakili berupa gambar bentuk rumah dengan huruf "C" diatasnya. Berikut ini adalah gambar contoh legenda pada suatu peta.

2.3   Skala Peta
Skala peta merupakan perbandingan ratio antara ukuran pada peta dengan ukuran sebenarnya. Sebagai contoh, skala 1:25000 berarti setiap 1 (satu) centimeter pada peta mewakili 25000 centimeter pada ukuran sebenarnya. Jika jarak pada peta 7 cm, maka jarak sebenarnya adalah 175000 cm atau 1,75 km. Semakin besar skala peta (semakin besar ratio-nya) maka semakin detail dan semakin besar tingkat ketelitian informasi yang diberikan. Sebaliknya, semakin kecil skala peta (semakin kecil ratio-nya) maka semakin kecil tingkat ketelitian informasi yang diberikan.
Skala merupakan syarat mutlak dalam suatu peta. Suatu peta tanpa disertai skala peta akan mempersulit dalam melakukan interpretasi peta sehingga informasi yang terkandung dalam peta tidak dapat tersampaikan dengan baik kepada user. Selain skala terdapat beberapa hal yang harus ada pada suatu peta, yaitu judul peta, legenda, sistem koordinat, arah mata angin, waktu/tahun pembuatan, pembuat/penerbit, dan sumber peta. Informasi-informasi tersebut akan mempermudah dalam melakukan interpretasi peta.
Skala pada suatu peta dapat disajikan dalam bentuk skala numerik, skala batang, atau skala garis. Masing-masing bentuk penyajian memiliki keunggulan dan disesuaikan dengan kebutuhan. Berbeda dengan skala numerik, skala batang dapat berubah jika ukuran gambar diubah, sehingga memungkinkan skala tetap akurat meskipun ukuran gambar diperbesar atau diperkecil.  Namun, untuk pembacaan tanpa alat bantu akan lebih mudah jika dengan menggunakan skala numerik. Akan lebih baik jika pada suatu peta disajikan bentuk skala baik skala batang maupun skala numerik.
2.4   Sistem Koordinat
Pada dasarnya bentuk bumi adalah mendekati bulat. Dalam pemetaan, bentuk bumi yang mendekati bulat digambarkan pada suatu bidang datar dengan distorsi yang terkontrol. Untuk menggambarkan peta dalam bidang datar perlu dilakukan proyeksi. Penjelasan mengenai proyeksi peta akan dibahas pada bab selanjutnya.
Pada suatu peta, proyeksi peta diimplementasikan dalam sistem koordinat atau coordinat system. Ada berbagai macam sistem koordinat peta. Namun, sistem koordinat yang sering digunakan adalah sistem koordinat geografi dan sistem koordinat UTM (Universal Transverse Mecator). Masing-masing sistem koordinat ini memiliki perbedaan yang penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan dalam pembuatan peta.
Posisi titik dipermukaan bumi biasanya dinyatakan dengan koordinat, baik dalam dua dimensi maupun dalam tiga dimensi yang mengacu pada sistem koordinat tertentu. Untuk itu, koordinat merupakan suatu hal yang harus ada dalam suatu peta agar informasi peta dapat tersampaikan dengan baik.
2.5   Arah Mata Angin
Arah mata angin penting unuk disajikan dalam peta walaupun biasanya arah ke atas pada peta menunjukan arah utara sebenarnya. Suatu ketika peta yang buruk tidak menunjukan arah mata angin pada peta dan arah mata angin utara sebenarnya  tidak mengarah keatas pada pada bidang peta. Sehingga terjadi kesalah pahaman bagi pengguna yang tidak mengetahui kondisi sebenarnya suatu area yang dipetakan.
Pada prinsipnya arah utara dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu utara sebenarnya, utara pada peta, dan utara magnetik.
2.6   Waktu/Tahun Pembuatan
Suatu daerah tentu berubah dan berkembang seiring berjalannya waktu. Update dan data informasi yang real dapat diketahui melalui waktu/tahun pembuatan peta. Informasi baik luas, sebaran ataupun lainnya suatu peta penggunaan lahan tanaman pertanian Kabupaten Boyolali yang dibuat pada tahun 1998 tentu akan berbeda jika dibuat pada saat sekarang dengan tema peta yang sama. Hal ini merupakan alasan penting untuk mencantumkan waktu/tahun pembuatan pada suatu peta
2.7   Sumber Peta
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, suatu peta dapat dibuat dari survei, penginderaan jauh, ataupun dari data-data skunder. Suatu peta akan lebih akurat dengan sumber data dari survei langsung dilapangan jika dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar, meskipun dalam survei lapang juga membutuhkan peta dasar untuk pelaksanaan survei. Sumber peta yang lain dapat berasal dari penginderaan jauh, misalnya foto udara, ataupun dari data-data peta yang sudah ada, misalnya peta RBI dan data jumlah penduduk suatu wilayah. Beberapa sumber peta dapat digunakan secara bersamaan untuk menghasilkan suatu peta yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
2.8   Pembuat/Penerbit
Bagaimanapun juga, peta juga bisa merupakan suatu documenter informasi suatu area. Informasi pembuat/penerbit akan menjadi penting ketika terdapat ketidakjelasan atau kesalahpahaman informasi pada suatu peta. User jika memerlukan tambahan informasi penting yang kurang jelas atau informasi tambahan yang belum tersajikan pada peta, pembuat/penerbit dapat menjadi sebagai referensi. Kredibilitas pembuat/penerbit peta juga menunjukan kualitas suatu peta meskipun bukan sebagai acuan utama dalam menilai kualitas peta.