Peta
1.
Pengertian
Pemetaan adalah suatu kegiatan untuk
mewujudkan bentuk dan kondisi bumi sesuai dengan aslinya dalam dimensi lain
yang disajikan pada bidang datar dengan skala dan proyeksi tertentu. Pemetaan
merupakan suatu seni yang mempertimbangkan keakuratan dan penyampaian informasi
secara jelas, efisien dan realistis. Ilmu
yang mempelajari dalam hal pembuatan peta disebut Kartografi.
Peta merupakan gambaran bentuk dan
kondisi pada suatu area bumi hasil dari kegiataan pemetaan. Melalui pemetaan
akan menghasilkan suatu peta sebagai gambaran suatu wilyalah yang berisi
informasi keadaan tertentu dari wilayah tersebut sehingga dapat digunakan untuk
perencanaan dan pengambilan keputusan sesuai tema dan informasi yang terkandung
didalamnya. Peta merupakan salah satu bentuk penyajian informasi yang praktis
dan mudah untuk dipahami oleh user
dan memungkinkan pengambilan keputusan yang efisien dan efektif untuk suatu
perencanaan maupun incidental.
Kegiatan pemetaan dapat dilakukan melalui
survei langsung terhadap suatu wilayah, penginderaan jauh, atau mungkin dari
data-data skunder yang dapat digunakan untuk pembuatan peta. Penginderaan jauh
merupakan pengamatan dan pengumpulan informasi mengenai obyek dipermukaan bumi
tanpa kontak langsung denga objek yang diamati. Penjelasan detail mengenai survei
dan penginderaan jauh akan dijelaskan pada bab
selanjutnya.
2.
Komponen
Peta
Bagian-bagian peta yang lengkap dan
jelas akan dapat menyampaikan informasi yang terkandung dalam peta secara
jelas. Dalam interpretasi suatu peta masing-masing komponen peta mempunyai
peran penting dalam rangka untuk mendapatkan informasi yang tepat dan akurat
dari suatu peta. Berikut ini akan dijelaskan komponen-komponen utama suatu peta
agar informasi yang terkandung di dalamnya dapat disajikan dengan jelas.
2.1 Judul
Peta
Judul peta menunjukan gambaran umum
suatu peta. Judul suatu peta yang baik dapat menjelaskan informasi umum yang
terkandung dalam peta dan tujuan pembuatan peta secara eksplisit sehingga
dengan membaca judul, user sudah
dapat mengetahui informasi umum yang terkandung dalam suatu peta.
Dalam memilih judul suatu peta harus
mempertimbangkan isi informasi dan tujuan dari pembuatan peta. Pemilihan kata
harus tepat, efisien dan sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku, sehingga
tidak ada kerancuan makna dan mudah dipahami bagi user. Penggunaan judul peta yang kurang sesuai akan menimbulkan
kesalah pahaman informasi.
2.2 Legenda
Legenda merupakan petunjuk, simbol, atau
keterangan yang menjelaskan suatu gambar pada peta. Legenda dapat berupa simbol
(point, line, area atau gambar) yang mewakili obyek pada peta. Pemilihan simbol
biasanya disesuaikan dengan kondisi sebenarnya suatu obyek. Sebagai contoh,
legenda hutan primer dapat disajikan dengan area berwarna hijau tua, sedangkan
hutan rakyat dapat disajikan dengan area berwarna hijau muda kekuningan.
Analoginya, hutan primer merupakan hutan yang masih perawan, masih alami
sehingga disajikan dengan warna hijau tua, sedangkan hutan rakyat merupakan
hutan buatan manusia yang terbentuk karena campur tangan manusia sehingga
disajikan dengan warna hijau muda kekuningan. Contoh lain simbol untuk kantor
kecamatan yang diwakili berupa gambar bentuk rumah dengan huruf "C"
diatasnya. Berikut ini adalah gambar contoh legenda pada suatu peta.
2.3 Skala
Peta
Skala peta merupakan perbandingan ratio antara ukuran pada peta dengan
ukuran sebenarnya. Sebagai contoh, skala 1:25000 berarti setiap 1 (satu) centimeter pada peta mewakili 25000 centimeter pada ukuran sebenarnya. Jika
jarak pada peta 7 cm, maka jarak sebenarnya adalah 175000 cm atau 1,75 km.
Semakin besar skala peta (semakin besar ratio-nya) maka semakin detail dan semakin besar
tingkat ketelitian informasi yang diberikan. Sebaliknya, semakin kecil skala
peta (semakin kecil ratio-nya) maka semakin kecil tingkat ketelitian
informasi yang diberikan.
Skala merupakan syarat mutlak dalam
suatu peta. Suatu peta tanpa disertai skala peta akan mempersulit dalam
melakukan interpretasi peta sehingga informasi yang terkandung dalam peta tidak
dapat tersampaikan dengan baik kepada user.
Selain skala terdapat beberapa hal yang harus ada pada suatu peta, yaitu
judul peta, legenda, sistem koordinat, arah mata angin, waktu/tahun pembuatan,
pembuat/penerbit, dan sumber peta. Informasi-informasi tersebut akan
mempermudah dalam melakukan interpretasi peta.
Skala pada suatu peta dapat disajikan
dalam bentuk skala numerik, skala batang, atau skala garis. Masing-masing
bentuk penyajian memiliki keunggulan dan disesuaikan dengan kebutuhan. Berbeda
dengan skala numerik, skala batang dapat berubah jika ukuran gambar diubah,
sehingga memungkinkan skala tetap akurat meskipun ukuran gambar diperbesar atau
diperkecil. Namun, untuk pembacaan tanpa
alat bantu akan lebih mudah jika dengan menggunakan skala numerik. Akan lebih
baik jika pada suatu peta disajikan bentuk skala baik skala batang maupun skala
numerik.
2.4 Sistem
Koordinat
Pada dasarnya bentuk bumi adalah mendekati
bulat. Dalam pemetaan, bentuk bumi yang mendekati bulat digambarkan pada suatu
bidang datar dengan distorsi yang terkontrol. Untuk menggambarkan peta dalam
bidang datar perlu dilakukan proyeksi. Penjelasan mengenai proyeksi peta akan
dibahas pada bab selanjutnya.
Pada suatu peta, proyeksi peta
diimplementasikan dalam sistem koordinat atau coordinat system. Ada berbagai macam sistem koordinat peta. Namun,
sistem koordinat yang sering digunakan adalah sistem koordinat geografi dan
sistem koordinat UTM (Universal
Transverse Mecator). Masing-masing sistem koordinat ini memiliki perbedaan
yang penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan dalam pembuatan peta.
Posisi titik dipermukaan bumi biasanya
dinyatakan dengan koordinat, baik dalam dua dimensi maupun dalam tiga dimensi
yang mengacu pada sistem koordinat tertentu. Untuk itu, koordinat merupakan
suatu hal yang harus ada dalam suatu peta agar informasi peta dapat
tersampaikan dengan baik.
2.5 Arah
Mata Angin
Arah mata angin penting unuk disajikan
dalam peta walaupun biasanya arah ke atas pada peta menunjukan arah utara
sebenarnya. Suatu ketika peta yang buruk tidak menunjukan arah mata angin pada
peta dan arah mata angin utara sebenarnya
tidak mengarah keatas pada pada bidang peta. Sehingga terjadi kesalah pahaman
bagi pengguna yang tidak mengetahui kondisi sebenarnya suatu area yang
dipetakan.
Pada prinsipnya arah utara
dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu utara sebenarnya, utara pada peta, dan
utara magnetik.
2.6 Waktu/Tahun
Pembuatan
Suatu daerah tentu berubah dan
berkembang seiring berjalannya waktu. Update
dan data informasi yang real
dapat diketahui melalui waktu/tahun pembuatan peta. Informasi baik luas,
sebaran ataupun lainnya suatu peta penggunaan lahan tanaman pertanian Kabupaten
Boyolali yang dibuat pada tahun 1998 tentu akan berbeda jika dibuat pada saat
sekarang dengan tema peta yang sama. Hal ini merupakan alasan penting untuk
mencantumkan waktu/tahun pembuatan pada suatu peta
2.7 Sumber
Peta
Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya, suatu peta dapat dibuat dari survei, penginderaan jauh, ataupun
dari data-data skunder. Suatu peta akan lebih akurat dengan sumber data dari
survei langsung dilapangan jika dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar,
meskipun dalam survei lapang juga membutuhkan peta dasar untuk pelaksanaan
survei. Sumber peta yang lain dapat berasal dari penginderaan jauh, misalnya
foto udara, ataupun dari data-data peta yang sudah ada, misalnya peta RBI dan data
jumlah penduduk suatu wilayah. Beberapa sumber peta dapat digunakan secara bersamaan
untuk menghasilkan suatu peta yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
2.8 Pembuat/Penerbit
Bagaimanapun juga, peta juga bisa
merupakan suatu documenter informasi suatu area. Informasi pembuat/penerbit
akan menjadi penting ketika terdapat ketidakjelasan atau kesalahpahaman
informasi pada suatu peta. User jika
memerlukan tambahan informasi penting yang kurang jelas atau informasi tambahan
yang belum tersajikan pada peta, pembuat/penerbit dapat menjadi sebagai
referensi. Kredibilitas pembuat/penerbit peta juga menunjukan kualitas suatu
peta meskipun bukan sebagai acuan utama dalam menilai kualitas peta.